Sudah dua hari
ini aku tidak masuk sekolah, karena aku sering kali pingsan dan aku dibawa
kerumah sakit kata dokter aku terkena kanker otak walaupun belum begitu parah.
Berita itu menjadikanku semakin tersayat-sayat. Rasanya aku sudah tak punya
semangat untuk hidup lagi ditambah dengan nasib cintaku yang ternyata bertepuk
sebelah tangan.
Orang
tuaku pun tidak menyangka kalau aku akan mengidap penyakit yang tak pernah di
sangka seperti ini. Setelah aku sadar dari pingsanku akupun dibawa pulang
kerumah. Sesampainya dirumah aku langsung menuju ke dalam kamardan berbaring
ditempat tidur.
“Tuhan….
Mengapa engkau berikan cobaan seberat ini kepadaku?? Di saat aku yakin bahwa
Raka adalah sesosok pria yang tepat dan baik untuk menemaniku, tapi mengapa dia
lebih suka dengan teman sekelasku???” lamunku dengan meneteskan air mata yang
membasahi sebagian pipiku.
“Ra,
kenapa sih kamu ndak ngertiin sedikit aja perasaanku? Apakah kamu ndak pernah
nyadar kalau selama ini ada aku yang selalu memperhatikanmu? Apa kamu Cuma
nganggep aku sebagai teman? Apakah karena kamu tahu kalau umurku takkan lama
lagi?, trus apa aku ndak boleh suka sama kamu? Tapi kenapa dengan Vitra???”
jeritku dalam hati.
----*****----
Hangatnya
mentari pagi dan kicauan burung telah membangunkanku dari tidurku tepat pukul
05.30. Tapi rasanya aku masih enggan untuk keluar kamar, bahkan untuk
memikirkan kejadian yang baru aku alami. Tanpa kusadari, jam di kamarku hampir
menunjukkan pukul 07.00. akupun segera bergegas menyambar handuk yang berada di
sebelah kamar mandi dan langsung masuk kamar mandi . Kira-kira 20 menit
kemudian aku sudah selesai mandi dan bergegas siap dengan seragamku dan
buru-buru pamit dengan papa dan mama yang sedang makan di ruang makan.
Sebenarnya hari ini aku belum boleh untuk ke sekolah karena badanku yang belum
sehat betul, tapi aku paksakan karena pastinya aku sudah bakalan ketinggalan
banyak banget pelajaran dan yang pasti aku udah kangen banget sama
sahabat-sahabat aku.
Oh
iya aku lupa, perkenalkan namaku Roro Dwi Setya, tapi temen-temen lebih sering
manggil aku dengan sebutan Rara. Bukan maksud untuk mengubah nama jadi lebih
keren atau apa tapi emang temen-temen lebih suka panggil aku dengan sebutan
Rara.. kembali ke cerita ya gays,,,,
Sekolahku
tidak terlalu jauh dari rumahku hanya sekitar 2 km dari rumahku, cukup dengan
1000 rupiah sudah sampai di sekolah. Umtungnya sampai disekolah tidak telah,
kalau sampai telat itu sungguh sangat petaka buatku, soalnya hari ini jam pelajaran
pertama itu jamnya Biologi, yang gurunya terkenal paling killer… huhh…. Namanya
Bu Ika. Namanya gak kelihatan killlerkan tapi gurunya killernya minta ampun
deh, dia adalah guru yang paling ditakuti para siswa karena tiap kali mengeluh
dengan tugas yang diberinya pasti tugasnya itu pasti kan lebih banyak dan susah
3 kali lipat, nyebelin kan.
Aku
segera bergegas lari menuju kelasku yang berada di paling ujung dari sekolahku
ini. O iya aku lupa aku sekolah di SMA Harapan Bangsa, tepatnya sudah kelas 2
jurusan ipa. Dengan tanpa kusadari aku menabrak seorang cowok yang belum pernah
aku liat sebelumnya
Brukkk….
Buku yang dipegang cowok itupun berserakan. Aku dan diapun jatuh.
“Maaf
tadi aku jalannya ndak liat-liat sih makanya jadi nabrak kamu, maaf ya??? Eh
biar aku aja yang ngambilin” kata cowok itu.
“eh
ndakpapa. Ini bukumu maaf juga udah nabrak kamu dan bikin bukumu jadi
berantakan seperti ini. Eh aku duluan ya udah mau bel, bye”kataku padanya
sambil berlari menuju kelas tanpa memperdulikannya lagi,
Wooowww
setibanya dikelas, kelasku terlihar lebih ramai dari biasanya ada yang sedang
bikin tugas, yang cewek-cewek juga sedang ngerumpi sana sini, ada yang
lari-larian sana sini. Aku segera nyamperin Indah, Vina, dan Tata yang lagi
ngerumpi ditempat dudukkua. Mereka bertiga adalah teman sekaligus sahabatku
selama ini, dan Indah adalah teman sebangkuku.
‘hay
gays,,,, wah sepertinya sedang asik ngegosip nih. Lagi pada ngegosipin apaan
sih???” kataku pengagetkan mereka bertiga.
“ha….
Ada Rara kamu ngagetin aja, aduh ra udah dua hari gak masuk kemana kamu? Ngak
ada kamu kita sengsara ni ra.” Kata Vina
“hahaha…
biasa dirumah. Udah pada kangen ya sama aku??” jawabku santai
“duduk
sini ra, kamu tuh ya nggak berangkat nggak hubungin kita, kitakan nyariin kamu”
kata Tata.
“Ye…
yang penting akukan udah ijin sama Bu Nana, apa bu nana nggak bilang? Nggak ada aku pasti kalian pada sepi ya?
Makanya cari.in aku, apa lagi kamu ndah pasti kamu duduk sendiri” kataku dengan
PD pada sahabat-sahabatku ini.
“bu
nana nggak bilang tuh ra pada kita semua. PD banget kamu ra, tapi emang bener
ra aku kesepian nggak ada kamu, nggak ada yang nyontekin aku soalnya. Hahaha”
kata Indah dan kita semua tertawa.
“Ngomong-ngomong
sedang pada ngosipin apa.an sih??? Gue ikut dong”
“makanya
berangkat ra, baru 2 hari nggak berangkat sekolah udah ketinggalan banyak
banget info ya kamu ini.” Jawab Indah
“ya
inikan terpaksa nggak sekolah, kalu bisa pasti gue berangkat, emang ada info
apa? sepertinya kok pada serius banget ngomonginnya? Gak Cuma kaliyan lagi Yaya,
Titin dan yang lain sepertinya juga ngomongin hal yang sam. Apaan sih, jadi
tambah penasaran deh gue”
“kamu
belum tau ya kalu ada murid baru disekolah kita kita ini? Orangnya ganteng
banget, sepertinya sih kakak kelas. Udah ganteng, anak Ipa, pinter basket lagi,
aduh gue mau tu kalu disuruh jadi pacarnya” kata Vina sambil ngebayangin gitu.
Hu…….
Mereka bertiga nyorakin Vina, yang pengen banget jadi pacarnya.
“Emangnya
yang mana sih orangnya??? Jadi pengen tau aku?”
“Nanti
deh Ra, kamu juga akan tau sendiri orannya yang mana, tapi yang pasti kamu
bakalan terngaga deh kalu tau orangnya. Tapi awas ya jangan naksir. Kasian Vina
tu dah kesengsem banget sama dia” kata tata sambil tertawa plus nunjuk-nunjuk
Vina.
“Kamu
apaan sih Ta, tega banget sama gue bilang gitu, tapi emang bener juga sih,
jangan naksir lho ra kalu tau orangnya, awas aja kumu kalau naksir dia” balas
Vina pada Tata
“hahaha
kalian ini ada-ada aja deh, pastinya
tidak, kalian semuakan tau tentang aku… ya sudahlah, nanti jam istirahat gue
dikasih liat orangnya ya???”
“Sssssssiiiiiippppp”
jawab mereka kompak
“ngomong-ngomong
ini gurunya kemana ya??? Kok tumben belum datang, biassanya paling pagi kalau
datang, tumben banget”
“Yah
kamu Ra, masak nggak tau sih Bu Ika kan sedang sakit dari kemarin kan beliaunya
nggak berangkat dan diganti sama Pak Hasan” jawab Indah
“Hah…
yang bener aja? Emang sakit apa??? Nggak biasanya bu Ika sakit, tapi kenapa pak
Hasan belum masuk juga ya? Apa Pak Hasan juga sedang ngajar kali ya? Lumayan
lah berangkat langsung jam kosong”
“Tau
lah ra, kata pak hasan kemarin sih gitu. Mungkin juga gitu enak kan kosong,
gimana kalo kekantin aja???” kata Vina menggebu-gebu
“Ide
bagus itu vin, ayo gays kantin. Siapa tau nanti kita ketemu sama dia, kan
lumayan pagi-pagi dapet vitamin g” kata Tata
“ayo
berangkat…. Eh vitamin g apa.an??? kayaknya di biologi nggak ada deh???”
Tanyaku dengan muka polos
“Ya
ampun Ra, vitamin g aja kagak tau vitamin
ganteng” jawab Indah
Mereka
berempat tertawa bersama-sama.
-----*****-----
Kami
memilih kantin yang biasanya kami tempati duduk berempat dan bikin ramai adalah
kebiasan kami, sampai-sampai ibu kantin hafal banget dengan pesanan kami yaitu
soto 4, teh anget 3 dan air putih 1 plus 6 gorengan. Wow kok gorengannya 6
ya??? Karena indah dan tata itu seneng banget dengan yang namanya gorengan dan
nggak bosen-bosen pasti mereka pesennya 2 buah. Gak Cuma ibu kantinnya yang
apal tapi pembeli yang lain pun hafal dengan kita karena keramaiian kita yang
selalu mengganggu mereka. Hahaha. Maaf ya teman-teman yang selama ini keganggu
dengan kami.
Kami
duduk ditempat biasa kami duduki, sambil menunggu pesan kami yang belum diantar
sama bu Mira. Seperti biasa kami selalu bikin ulah dan yang pasti adalah N+G+E+G+O+S+I+P=ngegosip.
“Sebenarnya
yang mana sih yang kalian omongin tadi? Jadi tambah penasaran aku”
“Nanti
kamu juga bakaln tau, eeeehhh liat gays yang bawa buku menuju perpus itu dia”
kata Vina
“Mana-mana????”
jawab yang lain kompak banget
“Itu
loh… masak kalian ngak ada yang liat sih??? Orang segede gitu masak ya nggak
kelihatan” Jawab Vina bersemangat banget
“Ahhh,
kalau itu aku sudah tau” jawabku polos dan tenang banget
“Lho
kamu tau dari mana Ra?? Katanya nggak tau? Kenapa nggak ngasih tau kita sih?”
Kata Tata serius banget. Yang lain serius banget nunggu jawaban dari Rara
“Yahhhh,
mana gue tau kalu itu orangnya. Nggak ada yang ngasih tau gue sih”
“Emang
ketemu dimana Ra???” Vina antusias banget
Pesanan
mereka sudah di antar sama bu Mira. Segera mereka ambil pesanan mereka satu
persatu.
“Gini
ni gays ceritanya, tadi pagi waktu gue berangkat gue itu nambarak tu orang
gara-gara gue kira bu ika udah masuk. Tapi gue sih ndak tau namanya. Habis
minta maaf ya udah gue tinggal tu orang” ceritaku pada mereka dengan ekspresi
polos.
“Aduh
ra, kenapa nggak lho minta kenalan sih ra??? Kan jarang-jarang lho ra bisa
ketemu sama da” kata vina dengan mukanya yang agak kecewa.
“yah…
kamu vin, mana gue ngerti kalau dia itu murid baru dan di gandrungi kayak gitu”
Pembicaraan
mereka berakhir, dan segera menyantap soto masing-masing. Dan soto segera
mereka habiskan dan mereka segera kembali ke kelasnya. Sampai dikelas, kelas
mereka masih seperti tadi waktu mereka tinggal ke kantin. Tak henti-hentinya
mereka semua membicarakan orang yang sama.
“Gays, apa
mereka nggak bosen ya, yang dibicarakan ya Cuma itu-itu aja dari tadi nggak
ganti-ganti, padahal udah kita tinggal kekantin juga.”
“Ya gak lah Ra,
cowok itukan emang pantes buat kita obrolin,” jawab Vina penuh semangat
-----*****-----
Sekarang sudah
pukul 10.00 waktu sekolah mereka untuk istirahat. Mereka berempat masih
duduk-duduk aja di bangku mereka dan nemenin Rara yang sedang ngerjain tugas
selama 2 hari kemarin saat dia tidak masuk sekolah. Bahan obrolan mereka tetap
sama yaitu tenatng anak baru yang cutes abiiiiissss (sekali-kali alay boleh
dong) ganteng lagi.
Bel berbunyi
kembali setelah 15 menit kemudian, semua siswa yang berada di luar segera masuk
ke kelas masing-masing. Tak terkecuali Rara yang sudah selesai dengan tugasnya.
Segera ia menuju ruang guru untuk mengumpulkan tugasnya. Dia sangat
terburu-buru sampai-sampai dia tidak memperhatikan jalannya. Dia pun menabrak
seseorang tepat di depat pintu masuk ruang guru.
Brrrraaaakkkkkk
“Aduh” katanya
mengerang kesakitan karena menabrak orang ditambah kakinya kesleo (aduh bahasa
apa yak itu. Wkwkwk).
“Eh… maaf-maaf.
Ekh kamu, bukannya tadi pagi kita juga tabrakkan ya di depan kelas X” katanya
sambil membantu aku untuk berdiri
“Aduh… o iya-iya
aku ingat. Maaf banget buat yang tadi dan yang barusan. Soalnya dari tadi aku
itu buru-buru, sampai nggak liat-liat”
“iya. Tenang aja
aku juga minta maaf untung aku yang ditabrak bukan bapak/ibu guru.hehehe.
Kakimu kenapa? Sakit ya?”
“iya nih
kayaknya kesleo, sakit banget”
“O iya kamu
keruang guru mau ngapain? Biar kamu tunggu ke sini aja, biar aku yang cari
gurunya. Jadi kamu tidak usah jalan.”
“Ekh…. Tidak
usah. Ini aku Cuma kesleo kok. Aku mau ngumpulin tugas ke pak Ranto.”
“Sini tugasnya,
biar aku kasihkan ke mejanya. Kebetulan beliaunya sedang tidak ada” Sambil
narik kertas tugasku dan langsung kembali masuk keruang guru.
Tak
ada lima menit dia sudah kembali dari dalam.
“Thanksss,,,
baget ya udah mau bantuin aku” kata ku sambil tersenyum
“Oke.
Gimana kakimu udah mendingan apa msih sakit. Ayo kubantu ke kelasmu”
“Udah
mendingan kok. Nggak usah aja. Nanti kamu telat masuk ke kelasnya”
“Kebetulan
kelas aku kosong, jadi nggak masalah.”
“Owh.
Ya udah gue duluan ya. Udah di tunggu pasti sama gurunya” kataku sambil tetawa
kecil. Sambil melenggang meninggalkannya.
Setelah
beberapa langkah aku berjalan ternyata kakiku masih terasa sakit dan semakin
sakit, dan akhirnya aku terjatuh kembali. Dia yang dari tadi mengikuti aku dari
belakang segera menolongku.
“Elo,
nggakpapakan?? Dibilangin dianterin nggak mau sih”
“ya
maaf dech, tapi ngapain elo ngikutin gue???”
“Cuma
mau mastiin aja kaki elo nggakpapa dan bisa buat jalan. Kakinya tambah sakit
ya??”
“owh
thanxxxxsss banget elo udah ngebantuin gue lagi. Iya kayaknya gue nggak kuat
kalu harus jalan sampai kelas. Apa lagi kelas gue di ujung sana”
“Elo
mau gue gendong???”
“Ekh,
ndak usah digendong juga dong. Malu lah”
“Hahahahahaha…
ternyata elo punya malu juga ya, yah nggak jadi ngegendong dong nih”
“ye…
emang elo yang nggak punya malu”
Akhirnya
aku dibantuin sama dia untuk dijalan. Setelah beberapa menit kita jalan kami
Cuma diam saja. Dan tidak ada yang mengawali pembicaraan.
“BTW,
nama elo sapa?? Gue Ilham” katanya mengawali pembicaraan.
“owh
jadi nama elo ilham, nama aku Roro, tapi temen-temen sering panggil aku Rara,
eeeiiittttssss bukan maksud buat ngubah nama atau biar jadi keren lho. Ekh kamu
kelas berapa? Kayaknya aku belum pernah liat kamu sebelumnya”
“Bagus
kok nama kamu. R-A-R-A = RARA. XII IPA 3. Iya soalnya aku baru pindah 2 hari
yang lalu dari Palembang”
“Jadi
kakak kelas nih… hahaha… pantes aku baru liat kamu sekarang.. tapi kayaknya
kamu udah akrab banget sama sekolah ini?”
“biasa
aja. Emang kamu kelas berapa? Apa elo kemarin-kemarin nggak liat gue apa? Dulu
waktu kelas X gue udah pernah sekolah disini dan ternyata guru-gurunya masih
inget sama gue.”
“Aku
masih kelas XI kebetulan IPA3 juga. 2 hari kemarin gue nggak berangkat sekolah.
Pantes aja udah dikenalin sama guru-guru”
Tak
terasa percakapan kita tadi berakhir dan sampailah gue dan ilham dikelas gue.
Dan ternyata di kelas gue udah ada Bu Nur. Dia adalah guru Fisika gue dari
kelas X. Ternyata dia mau nganterin aku sampai di dalam kelas. Betapa malunya
gue diliatin sama temen-temen dan Bu Nur Juga pastinya. Ternyata si Ilham ini
orangnya ramah dan nggak malu lho nganterin gue sampai di dalam kelas. Setelah beberapa
saat aku dan Ilham minta maaf dengan Bu Nur. Dan ternyata bu Nur memaafkan dan
memakluminya dan gue dipersilahkan duduk. Tak tanggung-tanggung ternyata dia
nganterin aku sampai tempat duduk aku. Akupun disorakin sama temen-temen satu
kelas. Malahan ada yang bilang gini: “cie cie, Romantisnya. Ehem-ehem”. Dimaklumi
ajalah temen-teman akukan emang gitu. Gokil-gokil abis.
-----*****-----
Tetttt
teeettttt teeeettttt
Bel
pulang sekolah akhirnya berbunyi juga. Udah sekian jam kita berempat tunggu bel
itu. Hari ini aku pengen segera pulang karena aku sudah tidak tahan karena
sakit kepalaku ini dan aku tak ingin kalu temen-temen tau aku pingsan lagi.
Ternyata 3 sahabatku mau main kerumahku. Ya… mau gimana lagi aku tak bisa
melarangnya #bahasanya tinggi cuy. Kali ini gue dan teman-teman tidak nungguin
angkot karena Vina hari ini dijemput sama sopirnya. Kita langsung menuju
rumahku. ‘Tancap gas yuuukkkk’ kata-kata
itu tiap kita ucapkan saat naik mobil Vina. Sampai-sampai sopir Vina yang
bernama Pak Maman itu sampai ikut-ikutan dah hafal baget dengan kata-kata itu.
Sampai
rumah kita langsung menuju kamarku. Sebelumnya aku harus membereskan obat-obat yang
berserakan di atas mejaku, agar mereka tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi
padaku. Aku ntidak mau teman-temen sedih gara-gara penyakit ini. Masih ada hal
yang lebih penting lagi dari pada penyakit gue ini.
Seperti
biasa kalau sudah pada ngumpul-ngumpul di kamarku pasti isinya ngacak-ngacak
kamar. Sampai-sampai nie kamar kayak kapal pecah aja. Mulai dari baju-baju gue,
make up, boneka-boneka gue semuanya dikeluarin dari tempatnya. Sebenarnya aku agak
marah sih tapi tenang aja mereka ini sahabat-sahabat yang bertanggung jawab.
Karena apa? Sesudahnya pasti meraka bereskan. Oke kan mereka??. Ngegosippun
segera kita mulai.
-----Cekidoot-----
“Ra…
kok kamu tadi bisa dianter sama dia sih? Aku ngiri deh sama kamu” kata vina
sambil merengek-rengek seperti anak kecil.
Kalu
aku sudah tidak kaget lagi kalau dia seperti itu. Dia emang paling muda
diantara kami berempat. Pantas saja kalau dia seperti itu.
“kan
aku juga nggak tau kalu mau di anterin sampai di kelas, tepatnya tempat duduk
gue”
“Emang
kakimu kenapa sih ra? Kok dia sampai nganterin segala”
“kaki gue kesleo
sampai kagak bisa jalan, gara-gara gue lari-lari dan tepat di depan pintu gue
nabrak dia”
“apa
sekarang masih sakit kaki loe ra?” Tanya Tata yang sepertinya khawatir banget
sama kaki gue.
“Udah
mendingan. Tapi masih lumayan sakit. Dari tadikan aku kalau jalan pelan banget”
“Ra,
namanya siapa sih ra? Please kasih tau gue dong” Vina beraksi dengan wajah yang
dibuatnya semanis mungkin.
“Iya.
Gue kasih tau. Kalu mau aku kenalin juga sama dia. Namanya Ilham #ssssttttttt
kayak ilham SMASH ya??? Wkwkwk sengaja itu. Kelas XII IPA 3. Pindahan dari
Palembang.” Jelasku pada ketiga sahabatku ini
“owh..
gue juga mau dong Ra, dikenalin sama
dia. Eh pindahan tapi kenapa dia udah kenal banget sama guru-gurunya ya?” kata
indah
“Yah…
Indah mah, katanya ini buat gue???” muka vina terlihat manyun
“Sudah-sudah.
Nanti Vina, Indah sama Tata gue kenalin sama dia dech kalau ketemu. Iya dulu
itu katanya dia udah pernah sekolah di sini waktu kelas X. gays aku udah
ngantuk berat nie. Tidur yuuukkkk?”
Seperti
biasa kalu sudah di tempat tidur, dimanapun kita pasti selalu tidur. Itu adalah
hal rutin dan kebiasaan. Sekalipun diranjang yang sempit banget tetep tidur
berempat. Sampai-sampai kayak ikan yang sedang dipanggang gitu. Gays… tidur
dulu ya… hhhhoooooaaaammmm. Setelah ini bakalan lanjut dech ceritanya. Tunggu
kita bangun dan bikin ulah dulu ya.
----****----
Keesokan
harinya saat jam istirahat tanpa disangka-sangka si ilham nyamperin aku dikelas.
Kebetulan juga ada 3 sahabat aku yang pengen banget kenalan sama ilham.
“Hai
Ra!!!” sapa ilham sambil menuju ke tempat dudukku
“Hai
ham!! Kenapa nie kok tumben datang ke kelasku? Jangan-jangan elo kangen lagi
sama gue. Wkwkwkwkwk”
“hah
kangen sama elo. Nggak kebalik nie? Cuma mau mastiin aja kaki loe nggak kenapa-kanapa,
takutnya kalu ada apa-apa kan salah gue juga”
“hahahaha.
Kaki gue udah nggak kenapa-kenapa lagi ham. Santai aja. Owh iya kenalin ini
sahabat-sahabat gue, Ini Indah, yang ini Tata dan yang paling imut ini namanya
Vina.”
“Hai
semua, gue ilham salam kenal ya”
“Hai”
sapa sahabat-sahabat gue barengan sambil ngeliatin ilham terus.
“Lagi
pada ngapain ini? Boleh gabung nggak gue?” kata Ilham
“Boleh
kok ham, boleh banget malahan” kata Vina semangat banget dari tadi matanya nggak
bisa berkedip
“Biasalah
kalau cewek-cewek pada ngumpul pasti ya ngomongin orang” kata Tata
“ngerumpiin
siapa nih? Pasti gue kan?. Wkwkwkwk” PD banget nih si Ilham ngomongnya.
‘Emang
bener sih lagi ngomongin elo’ batin gue
“eeeeiiiittttssss,
jangan ke-PD.an kamu ya ham. Ngapain di omongin lagi.an orangnya juga disini.”
Kata Indah
“Owh
iya ya”
Ttttteeeeettttt
teeeetttt. Bel sudah berbunyi tandanya jam istirahat telah berakhir, saat jam
pelajaran dimulai kembali.
“Semuanya
gue kembali ke kelas dulu ya, udah bel nih. Bye…”
“Oke”
kata kita berempat bersamaan
-----*****-----
Jadwal
hari ini aku sama sahabatku adalah jalan-jalan ke Mall. Seperti biasa Cuma
jalan dan liatin aja. #plllaaakkkk parah banget deh tuh#. Hari ini aku tidak
merasakan sakit pada kepalaku dan aku sudah mulai lupa dengan penyakitku ini.pulang
dari mall aku langsung pulang. Ternyata dirumah sudah ada kakak sepupuku dari
Bandung, namanya Kak Reza #ini reza Smash loe, wkwkwkwk. Tapi gue sering
manggilnya itu kak eja.
“Ekh
ternyata ada Kak Eja, kapan dateng kak?” kataku seneng banget sambil meluk tu
kakak gue tercintrong, uuuppppssss tercinta maksudnya.
“udah
dari tadi Ra, elo sih pulang sore amat. Kemana aja sih?”
“Biasalah
main dulu sama sobat-sobat gue, gue ke kamar dulu ya kak, mau ganti dulu besok
masih sekolah soalnya.”
Gue
langsung nyelonong ninggalin kakak aku sendiri di ruang tamu. aku seneng banget
tuh ada kakak aku dateng. Maklum aku anak tunggal jadi nggak ada temen maen
yang yambung terlebih mama sama papa gue sedang ada kerjaan diluar kota buat 1
minggu kedepan, masak aku mau maen sama Bi Ipah. Ya nggak yambunglah. Setengah
jam kemudian aku udah selesai mandi dan udah ganti baju, langsung dech tu aku
nemuin kakak kak Eja, kasian kalo lama-lama pasti dia sendirian di ruang tamu.
“Kak
Eja, gue udah selesai nih. Kesini sama siapa kak?”
“Sendirilah,
loe kira sama papah mamah gue, ya enggak lah, emang elo harus sama bonyok
melulu. Wkwkwkwk”
“Ikh
kak Eja kok gitu sih, biarin kan gue anak tunggal ntar kalo ilang kasing mama
sama papa gue. Disuruh kesini sama papa mamaku ya kak?”
“Gak
tuh. Enak aja. Ini siatif sendiri. Kan aku udah kangen berat sama adik aku ini.
Emang om sama tante kemana Ra?”
“mulai
deh gombalan keluar semua. Lagi ada kerjaan ke luar kota 1 minggu katanya,
kebetulan kalu gitu. Kakak nggak kuliah apa?”
“Sedang
libur kuliah sayang”
“owh..
asiiikkk. Kok tumben kak temenmu yang sukanya sama elo itu lho. Aku lupa
namanya nggak ikut kesini? Biasanya juga kalian kayak perangko lengket mulu
kesana-kemari berdua”
“makanya
cepetan lulus tuh SMA.nya biar cepet jadi mahasiswa, ntar kuliyah di Univ aku
aja yah #Plakkk promo nih orang lama-lama. Dicky maksud mu. Kenapa elo kangen
ya?”
“Ikh
apa.an sih ya nggak lah. Tumben biasanya kesini juga berdua pakai mobil Dicky.
Trus kak Eja kesini pakai mobil siapa tuh?”
“Besok
atau ngak lusa dia mau nyusul kesini tenang aja dia pasti ikutan dateng kok.
Itu mobil guelah elo udah lupa apa sama mobil gue”
“ya
maaf kan udah lama nggak ke bandung akunya. Lagian kalu kesini pakai mobilnya
kak dicky jugakan.”
Tidak
terasa waktu sudah menunjukkkan pukul 19.00. saatnya aku harus belajar soalnya
besok ada ulangan Kimia. Uhh padahal sedang asyik asyiknya nih cerita-cerita
sama kakak Reza.
“Kak
gue mau belajar dulu yah? Besok ada ulangan nih, kakak liat TV aja, ntar kalu
mau apa seperti biasa minta aja sama Bi Ipah. Oke??”
“yah
kamu ini. Siiippp. Belajar yang rajin ya? Biar dapet nilai bagus. Ntar kalu
udah selesai kembali lagi kesini ya Ra”
“Oke
kakakku Sayang”
Gue
langgung lari ke kamar gue, gue ambil buku-buku pelajaran buat besok. Saat.nya
belajar. Belajar menghitung huruf. Hahahha Ya itulah KIMIA. Gue belajar dulu
yah. Ntar lanjut lagi.
----*****-----
Tepat
pukul 10.00 aku sudah selesai dengan segaka urusanku terhadap buku. Waktunya
buat ngelanjutin kangen-kangenan lagi sama kak Eja.
“Kak
Eja, masih disini aja, masih betah liat TV nih.?” Kataku ngagetin Kak Eja
“Elo
Ra, ngagetin gue aja. Ekh dek gue laper nih? Bi Ipah udah tidur lagi cari makan
yuk?”
“Ndak
mau akh kak, malas udah malam, ngantuk nie aku. Kenapa ndak dari tadi sih bilang
ke Bi Ipahnya kan bibi bisa masakin kak”
“Orang
lapernya sekarang kok, disuruh tadi gimana sih kamu dek. Ya udah gue tahan aja
sampai besok. Bobok yuk dek?”
“Ayo
kak. Bobok sama aku yuk kak. Udah lama ndak bobok bareng kakak. Terakhir kan
waktu SD kak”
“ndak
mau akh loe kan udah besar. Dikira gue ntar ngapa-ngapain elo lagi Ra. Ngak mau
gue”
“Ayolah
Kak sehari aja. Please.”
“Gue
temenin sampai elo tidur aja ye, ekh Ra, udah minum obat belum kamu?”
“Siiiippp
kak. Emang Kak Eja kakak ku tersayang ya. Udah tadi. GO TO KAMAR”
aku
sama kak Eja segera menuju kamarku yang berada dilantai 2. Sedang kamar kak Eja
ada di lantai 3. Eeeeiiiitttsss aku lupa kalau kamar masih acak-acakan buku
berserakan dimana-mana. Aduh gawat nih kalu kak Eja tau. Kak Eja langsung
nylonong gitu aja masuk kamar, ninggalin aku yang masih naik tangga.
“RARA,
kenapa kamar loe berantakan kayak gini sih. Mana gue betah tidur di tempat kyak
gini. Ndak mau akh. Gue tidur di tempat biasa aja dech”
“Yayaya.
Jangan dong kak. Bantuin gue beresin yuk kak??? Please. Sekali-kali kan belum
pernah tuh beresin kamar gue. Ya ya ya?”
“Enak
aja loe. Gue punya adek kok jorok banget sih. Beresin sendiri gue mau tiduran
aja di ranjang loe. Dee….. selamat berberes-beres. Jangan salain gue kalu gue
ntar tidur duluan”
“Ya
kak Eja kok gitu sih” kataku sambil mberesin buku-buku yang berserakan
dilantai. Sementara itu kak eja langsung aja tidur di kasur gue.
Setelah
beberapa menit selesai juga gue ngebersihin kamarnya.
“Kak
Eja kak Eja” gue panggil-panggil sambil gue goyang-goyang nih orang tapi tetep
aja ngak bangun-bangun juga.
“Kaka
Eja Kak Reza” Kataku sekali lagi.
Tetep
aja nie orang ndak bangun-bangun. Mana dia tidurnya menuhin kasur gue lagi.
Jadinya gue ngak bisa tidur.
“Kak
Eja minggir dong, kasih tempat buat Rara. Masak aku ndak dapat tempat buat
tidur sih”
“Iya
dek. Elo sih beres-beresnya lama jadinya gue ketiduran” sambil ngasih tempat
sedikit buat aku. Ngak tanggung-tanggung deh tu orang ngasih tempatnya buat aku.
Bukan berarti banyak lho tapi sedikit banget. Langsung aja aku tidur di tempat
yang sempit itu.
Ternyata
setelah aku tidur kak Eja nyelimutin gue dan kak Eja pindah tidur di sofa yang
ada di kamar .tapi seneng banget aku karena sudah sekian lama aku sama dia nggak
pernah tidur semakar, akhirnya sekamar juga.
-----*****-----
Adzan
subuh sudah berkumandang ternyata kak Eja juga sudah bangun. Dia membantu Bi
Ipah menyapu lantai rumah. Aku memang baru bangun, ternyata aku kalah cepat
dengan Kak Eja.
Fajar segera menyingsing. Matahari
sudah tak tahan untuk menampakkan sinarnya. Sinarmya yang mampu mengubah malam
menjadi siang. Dan siang menjadi malam. Kebetulan hari ini aku mau diantar sama
kak Eja sampai sekolah. Tapi sebelum ke Sekolah kak Eja minta ditemenin untuk
nyari makan pagi makanya pagi-pagi banget aku udah siap.
“Kak Eja, jadi ndak cari makannya?”
“Ya jadilah sayang, loe udah siap?
Ntar gue anter dech loe sampai sekolah loe”
“Oke bos. Sekarang aja ya kak, biar
nanti gue ngak telat masuk sekolahnya.”
“Oke. Tunggu gue dimobil ya Ra”
-----*****-----
Selesai
makan bersama Kak Eja, dia langsung mengantarkan aku ke sekolah. Saat itu
ternyata masih pagi sekali dan hanya segelintir siswa yang sudah datang. Karena
aku liat teman-temanku belum ada yang datang aku meminta Kak Eja untuk
menemaniku sejenak disini.
“Kak
temenin bentar ya? Belum ada temennya nih”
“Oke,
tapi aku di dalam mobil aja ya? Malu tuh ntar kalo disangka gue ini pacar elo
lagi”
“Ye…
ngarep mau jadi pacarku ni ye… Oke dah. Aku juga di dalam aja”
“Mana
mau gue kalo ceweknya aja jorok gitu. Wkwkwkwk.. ntar pulang jam berapa?”
ledeknya padaku.
“Ikh
kak Eja kok gitu sih. Guekan ngak jorok. Cema semalam belum tak beresin aja.
Jam 2.15. Emang kenapa Kak?”
“
Tetep aja itu namanya jorok tau. Makanya lain kali habis belajar itu diberesin
kalu nggak mau di bilang jorok. Ngak papa. Mau gue jemput?”
“Ya,
besok-besok bakalan gue beresin. Boleh juga tuh. Tapi jangan telat ya
jembutnya. Awas loe.”
“Iya
bawel aja loe.”
“Kak
ada temenku. Aku masuk ke sekolah dulu ya. Dadah Kak Eja. Jangan lupa Ya nanti
jam 2.15 dan jangan TELAT. Ok?”
“Ya
udah sana belajar yang bener. Ok adik sayang”
Aku
langsung membuka pintu mobil dan berlari menuju temanku. mobil warna merah itu
langsung cabut pergi dengan secepat kilat.
“Tata,
tungguin gue” kataku manggil tata yang udah jauh banget. Dia Cuma bisa melonggo
cari-cari orang yang manggil dia. Lucu dan polos banget mukannya dia. Tapi dia
tetep aja ngak nungguin gue malah terus jalan lurus ke depan.
“Aduh
tata, elo kok nggak nungguin gue, padahal gue kan udah manggil-manggil elo
tauk. Capek nie gue lari-lari buat ngejar elo” Kataku sama dia agak sedikit
marah dan yang pastinya ngos-ngosan banget.
“Tadi
gue itu dengar teriakan elo. Tapi guekan nggak tau siapa yang manggil gue, ya
gue lurus aja. Jangan marah atuh neng. Maaf maaf. Ke Kantin dulu aja buat beli
minum bual Elo.”
“Nggak
usah aja, langsung ke Kelas aja. Lagian gue nggak haus kok”
“eeeeiiiittttsss.
Kok tumben loe berangkatnya pagi-pagi gini. Biasanya juga telat.”
“Ye…
ngakpapa dong sekali-kali berangkat pagi. Lagian tadi gue dianter kok. Loe tau mobil
warna merah yang parkir didepan?”
“Tau.
Emang elo di dalam?”
“
Iya. Tadi gue di anter Kakak gue”
“Setau
gue ya Ra, elo nggak punya kakak dech”
“Iya
dia itu Kakak sepupu gue. Namanya Kak Eja.”
“Ganteng
ndak Ra? Mau dong dikenalin. Hehehehe”
“Ganteng
banget. Kayak Reza smash pokoknya. Hahaha”
“Mau
dong Ra, gue dikenalin”
“Boleh.
Nanti pulang sekolah kerumah gue dulu ya. Ntar juga gue dijemput dia”
“Siiiipppp”
-----*****-----
Tttttteeeetttt
tttttteeeeettttt ttttttteeeeeettttttt
Bel yang
ditunggu-tunggu seluruh siswa baru saja berbunyi. Seluruh siswa segera
meninggalkan kelas. Bel pulang sekolah adalah hal yang paling ditunggu para
siswa SMA Harapan Bangsa, tak terkecuali Rara, Indah, Tata dan Vina.
“Ta,
jadi kerumah gue ngak?”
“Jadi
dong, kan aku pengen itu. Hehehe”
Sedang
Vina dan Indah hanya terheran-heran tidak mengerti apa yang mereka bicarakan.
Tiba-tiba dari belakang terdengar suara tidak asing.
“Hello”
“Eh.
Hai Ilham” Ucapku sepontan dan kaget.
“Udah
pada mau pulang ya?”
“Iya
nih ham. Elo juga mau pulangkan?” Kata Vina dengan wajah yang terlihat seneng
banget.
“Nggak
sih sebenarnya. Tapi ya sudahlah. Gue juga pulang aja. Da…”
“Eh
ham, gue boleh bareng sama elo ngak?” Ucap Vina
“Eh.
Iya boleh. Emang rumah loe dimana?. Ayo, tapi keparkiran dulu ya”
“Oke.
Jalan Melati. Deket kok” “Gays gue pulang dulu ya, mumpung gak ada tebengan dan
ngak ada yang ngejempu gue. Daaa…”
Vina
dan Ilham sudah tak terlihat lagi. Tinggal kita bertiga yang masih terpaku
liatin Vina sama Ilham, padahal ilham dan Vina sudah tak terlihat lagi. Mobil warna merah sudah menugguku di depan gerbang
sekolah.
“Ta,
ayo. Udah di tungguin tuh di depan. Kasian dia yang nunggunya.”
“Ayo.
Eh bentar. Trus Indah gimana nie?”
“Ajak
aja. Seret dia. Hahaha” kataku sambil berjalan meninggalkan kedua sobatku itu.
“Eh
Eh kenapa ini? Gue jadi binggung. Jangan tarik-tarik dong Ta. Sakit tauk”
“Udah
diem aja. Karena tinggal elo yang disini gue kan kasian sama elo. Ikut gue
kerumah Rara dulu”
“Emang
mau ngapain sih? Trus ini mobil siapa? Wah jangan-jangan kalian mau
ngapa-ngapain gue lagi” ucapnya sampi didekat mobil dan agak sedikit mimik wajah
yang takut.
Sampai
di dalam mobil, Indah masih saja meronta-ronta dan muka kakak gue juga
keheranan soalnya gue belum bilang kalu ada sobat-obat gue yang ikut mau
kerumah gua.
“udah
ndah, tenang aja. Ngak bakalan gue apa-apain kok”
“ya
trus kenapa gue ditarik-tarik segala dan ini siapa nih?”
“Ini
Kakak sepupu gue, namanya Kak Reza, panggil aja Kak Eja. Kak Eja, ini
sobat-sobat gue, sebenarnya ada 3 tapi yang satu udah pulang bareng gebetannya.
Mereka mau maen kerumah. Yang ini Tata dan yang meronta-ronta ini Indah”
“Owh.
Hei salam kenal Indah dan Tata. Ucap kak Reza, tapi tatapan mata kak Eja ngak
mau berpaling dari Tata.
“hei,
salam kenal aja, gue Tata dan ini Indah”
“Cie
cie… udah dong kak ndak usah diliatin ayo cepet”
Segera
mungkin kak Eja langsung membawa mobil itu dengan secepat kilat. Dia masih agak
salting gara-gara aku pergokin dia waktu liatin Tata.
Setelah
beberapa saat perjalanan menuju rumah aku. Akhirnya sampai juga dirumah.
“Eh
ta, gue tinggal dulu kekamar sama Indah. Elo sini aja, biar ditemenin sama Kak
Eja.”
“Oke”
Tata
dan Kak Eja pun berkenalan dan sepertinya mereka memang suka satu sama lain.
Sedang aku menceritak apa yang sebenarnya terjadi antara aku dan Tata tadi saat
di sekolah. Dan akhirnya dia mengerti walaupun aku tau terkedang dia agak
sedikit LEMOT alias LOLA.
Aku
dan Indah Cuma bisa mengintip mereka dan memperhatikan mereka dari atas tangga
dan tanpa di sadari kami senyum-senyum sendiri, lebih tepatnya seperti orang
gila.
-----*****-----
Pagi
sudah menyingsing tanpa aku sadari ternyata ini sudah siang. Aku beranjak dari
tempat tidurku, aku belum melihat jam bekerku jadi aku masih asik dan
santai-santai aja. Aku langsung menyambar handuk yang berada di dekat kamar
mandi gue. Gue langsung masuk dan segera mandi. Sekitar 30 menit kemudian aku
sudah selesai dan aku lihat jam bekerku. Busssyyyeeettttt, ternyata ini sudah
jam 7.30. yang pastinya aku sudah telat sekali uantuk masuk sekolah, dan
kuputuskan aku untuk tidak masuk sekolah. Pikiranku tertuju pada Kak Eja,
kenapa kak Eja ndak bangunin aku ya? Haduh sial tuh orang. Nggak ngebangunin
aku.
“Kak
Eja….” Teriakku dari atas tangga. Tetapi kak Eja ngak nongol-nongol juga. Aku
segeru turun kebawah menuju dapur, siapa tau dia disana.
“Kak
Eja…” teriakku kembali tapi dia juga tak ada disini.
“Ada
apa neng cari mas Reza?” Suara itu muncul dibelakang gue dan pastinya gue tau
dong itu suara siapa. Yuuupppsss itu suara Bi Ipah.
“Nggak
papa, bi. dia kemana sih bi kok nggak ada?”
“Dia
sudah pergi sama temannya sejak subuh tadi neng. Lho neng nggak sekolah?”
“Ngak
bi, aku kesiangan lagian ini juga udah telat lama banget. Temennya siapa bi?”
“Bibi
ndak tau namanya neng. Pokoknya dia cungkring, terus giginya ada kawat-kawatnya
gitu deh neng. Kayaknya temennya dari bandung”
“Owwwhhh.
Yayaya bik aku tau. Namanya Dicky bi. dia temen deketnya kak EjaJ, Ya udah bi aku keatas dulu ya. Jangan
bilang ke mama ato Papa kalu hari ini saya nggak sekolah. Oke bibi?”
“Siiippp.
Laksanakan deh neng”
-----*****-----
Sekitar
jam 4, sahabat-sahabat aku pada dateng
kerumah. Mereka kira aku sakit atau kenapa mungkin ya, padahalkan aku sih aku
Cuma telat bangun aja. Hehehehe..
Teeeetttt.
Suara bel rumahku berbunyi. ‘Pasti itu teman-temanku’ batinku. Aku segera
berlari menuju pintu dan membukakannya. Dan ternyata benar tapi ngak Cuma 3
sobatku ada sedikit kejutan buatku. Ada Ilham juga lho.
“Udah
pada dateng, inikan belum ada jam empat? Lho kenapa ada ilham juga? Masuk
yuukk”
“Ya
soalnya udah mendung banget nanti-nanti takut ujan”Ucap Vina
“ngak
boleh ya Ra, gue ikutan kesini? Gue Cuma pengen tau rumah lue sama keadaan loe
aja kok” Kata ilham
“Boleh
kok Ham, tapikan ini cewek semua, loe cowok sendiri kan jadi nggak enak” Kataku
dan mempersilahkan mereka untuk duduk di kersi ruang tamu.
“Bukannya
ada kakakmu ya Ra?” ucap Tata
“Cie
Cie” kataku dan indah barengan
“Apaan
sih?”
“Loe
kangen ya sama Kakak gue? Ngaku aja ngaku aja” ucapku
“ngaklah
kan Cuma nanya doang aku” muka Tata semakin memerah
“Muka
loe kenapa ta? Kayak tomat deh. Hahahaha” kata Vina dan kita semua tertawa
“Gue
udah tau kok ta, tadi dikasih tau sama Indah. Tenang aja” tambah Vina lagi
“Apa.an
sih kalian makin ngaco aja deh”
“Cie
Tata. Falling in love nie ye? Wkwkwk” tambah Ilham dan muka Tata semakin merah
Tiba-tiba
ada seseorang yang langsung masuk rumah. Dan ternyata itu Kak Eja dan Dicky
“Eiitttsss,
sorry gue nyelonong aja, ternyata ada tamu”
“nggakpapa
lagi kak. Biasa aja lagi. Loe dicari.in Tata tuh. Udah ditunggu dari tadi”
Tawa
mereka semua makin menjadi-jadi ketika liat muka kak Eja juga ikut merah.
“jangan-jangan
mereka jodoh lagi, tuh muka kakak loe juga merah Ra” kata Indah
“Iya
ya bener juga, Kak kenalin dulu ini ada Ilham, kakak kelasku”
“Apa.an
sih kalian ini. Sudah-sudah. Muka gue emang udh merah dari sononya. Kakak kelas
apa kakak kelas?”
“Kak
Eja apa.an sih. Ekh katanya bibi tadi ada dicky mana?”
“Tuh
masih markirin mobilnya, bentar lagi juga masuk. Gue keatas dulu ya”
“Siapa
dicky Ra?”Tanya Ilham
“owh
dia temennya Kak Eja, lebih tepatnya pacarnya Kak Eja”
Tiba-tiba
ja dicky masuk.
“Enak
aja loe Ra, emang gue homo apa. Eh ada Ilham”
“Kamu
kenal Ilham Dick?”
“Iya
iyalah kenal diakan sodara gue” tangkasnya sambil bersalaman dengan ilham.
“ngapain
loe disini iam? Loe pasti pacarnya Rara ya?”
“Apaan
sih dic. Ada ada aja deh. Sana ke atas aja sama Kak Eja”
“Iya.
Tuan Putri yang Galak. Galak amat sih. Iam ikut gue aja, kita main PS diatas”
“Ok.
Gue ikut dicky aja ya. Kasian gue kalu disini bakalan jadi bahan rebutan
kaliyan nanti. Hahaha” Kata Ilham dengan sangat amat ke-PD.an.
“Nggak
Bakalan” Kita berempat kompakan.
“Ke
kamar gue aja yuukkk? Nanti gue minta sama Bi ipah buat masak makan malam.
Natar kalian makan disini aja ya. Mumpung banyak Orang. Kan seru tuh”
“Oke
dah. Kita setuju banget jarang-jarang juga kita makan dirumah loe” Kata Vina
“kalian
keatas dulu sana. Gue mau cari Bi Ipah dulu. Kalu mau pake’ laptop ada ditempat
biasa”
‘SiiIPPP”
Kata mereka kompak sekali.
Kita
ini emang kompak banget. Kemana-mana selalu bersama. Belajar bersama. Tidurpun
terkadang juga bersama. Baju juga terkadang bersama. Apa lagi kalu kita emang
suka banget sama baju itu pasti di gilir deh.
----*****----
Tak
terasa sekarang sudah jam setenagh 7 dan Bi Ipah sudah selesai memasaknya, aku
langsung mengajak mereka ke ruang makan tak terkecuali. Kak Eja, Dicky dan
Ilham.
Di
meja makan terasa beda banget. Biasanya aku Cuma makan sendiri tapi kali ini
ditemenin, rame pula. Di tambah dicky yang kalo ngomong ceplas-ceplos aja. Tapi
dia orangnya seru banget. Walaupun dia sobat kakak gue, tapi dia udah akrab
banget sama keluarga aku. Soalnya dia selalu ikut kalau Kak Eja ketempatku dan
nginep. Sudah pernah juga dia nginep rumahku 1 bulan ketika itu mama dan Papaku
sedang ke London karena ada urusan bisnis dan Kak eja yang nemenin aku dirumah.
Acara
makan malam bersama telah usai. Karena ini sudah malam sekali dan yang pastinya
mereka juga udah dicari sama orang tua masing-masing. Mereka pulang. Yaaahhh,
sepi deh, tinggal aku, Kak Eja dan Dicky. Kebetulan hari ini satnight jadi ngak
ada kata belajar. Makanya kita seru-seruan dikamar Kak Eja. Kamar ini emang kamar
khusus Kak Eja, soalnya mama dan papa tau kalu pastinya aku butuh kak Eja kapan
aja. Makanya mama dan papa bikinin ini kamar buat kak Eja.
Acara
malam ini adalah main PS. Sekarang giliran aku yang main lawan Dicky.
Sebenarnya aku udah optimis menang. Tapi ternyata Dicky ini jago banget maen
Psnya. Kak Eja nyemangatin aku agar aku menang. Tetap aja Dicky yang menang.
Permainan telah usai. Aku udah cepek. Akhirnya aku dan mereka berdua memutuskan
untuk cerita-certita aja belum ngantuk sih.
“Dick
kapan sih loe dateng? Kok gue ngak tau ya?”
“ye…
elonya masih tidur sih. Tadi subuh-subuh gue udah sampai sini.”
“Ha…..
subuh? Pagi amat. Emang elo dari mana?”
“tuh
si dicky dari rumah pamannya yang ada di Karanganyar. Makanya dia subuh-subuh
udah sampai sini. Tapi Ra, masak di kesini nggak bawain kita oleh-oleh” kata
kak eja
“loe
mah jahat dick dari sana nggak bawa oleh-oleh,” tambahku
“Kalian
ini mikirnya oleh-oleh aja. Gue capek tau dari nyetir mobilnya sendiri lagi.
Gue kan takut kalo nyetir sendiri apa lagi kalau malam tuh. Serem banget”
“Curhat
nie jadinya. Kenapa nggak ke Bandung dulu?” tanyaku antusias
“Tuh
kakak loe katanya udah kangen gue :P”
“Enak
aja loe, elo kali yang kangen gue:Pweekkk” sambil menjulurkan lidah
“Eh,
Ra kok elo kenal Iam sih? Dari mana?”
“maksud
loe Ilham”
“he.eh”
“Ya
iyalah diakan kakak kelas gue”
“tapi
kan Kakk kelas belum pasti kenal gitu dong kayaknya akrab banget ra?”
“Iya.
Dia sering nyamperin ke kelas gue”
“Cie-cie
adik gue kayaknya ada yang suka nih.” Kata kak Eja
“Siapa
bilang kak? Kakak ngaco sih. Kebanyakan boong kakak”
“Yang
dibilang kakak loe bener lagi ra, tadi waktu gue cerita-cerita sama dia, dia
itu nanya-nanya soal loe gitu Ra”
“Ngak
mungkin. Trus si Vina mau dikemanain?”
“buang
aja.” Kata kak Eja asal-asalan
“Jangan
atuh kak,diakan sahabat gue juga”
“Kita
liat aja nanti ya Ra.”
“Oke
dah”
“Eh,
ra teman loe yang dikucir dua tadi namanya siapa ra?”
“Itu
namanya tata. Itu punyanya kak eja tuh”
“Yang
bener ja? Cantik loe ja”
“Iya,
jujur aje gue naksir sama tuh anak”
“Aduh.
Buat aku aja kenapa sih?”
“Dicky
mah gitu. Masak punya kakak gue mau diembat juga. Gue jitak lu”
“benner
tuh Ra, jitak aja sepuasnya”
“aaaaaaaaaaaa.
Jangan dong. Kasian kepala gue nie. Tambah kecil nanti. Kakak adik galak semua
ye”
“Emang”
Kata aku dan kak Eja kompak dengan muka jutek banget
“Iye.
Jangan pada jutek gitu dong. Maaf-maaf… kalu temen loe yang duduk sebelah loe
siapa ra? Ngak kalah cantik deh dia sama si tata”
“namanya
Indah dik. Mau dikenalin?”
“Boleh
juga Ra, kapan-kapan aja ya”
“Siipppp.udah
malam nih. Aku tidur dulu ya?”
“Oke
Ra. Tidur sini aja ra, sama gue sama Eja”
“Nggak
ah. Takut ganngu acara pacaran kalian :p. Hahhaha”
“Ya
sudah sana pergi. Gue mau pacaran sama dicky dulu” Jawab kak Eja
“Enak
aja. Emang gue jeruk makan jeruk apa. Mendingan gue sama rara aja”
“hahaha.
Sudah malah berantem lagi. Aku ke kamar dulu ya. Bye”
“Bye”
jawab mereka kompak
------*****------
Hari
ini hari senin saatnya untuk sekolah kembali. Pagi ini pukul 06.30 gue, dicky
dan kak Eja sedang sarapan di ruang makan. Kita makan dengan lahabnya karena
memang masakan Bi Ipah ini enak banget. Makan diselingi canda tawa memang
menyenangkan. Karena aku anak tunggal jadi ngak mungkin bisa makan sambil
cerita panjang lebar dan seru seperti ini.
“Kak,
Dick anterin gue kesekolah yuk, 15menit lagi gue masuk nih. Kan deket dari
sini”
“tuh
dicky aja” jawab kak Eja
“nggak
mau gue maunya kaliyan berdua” bentak gue dan gue pura-pura marah sama kak Eja
“Iya
deh, rara sayang gue anterin sama dicky. Jangan marah dong. Senyum-senyum”
Kita
menuju mobil Dicky.gue langsung duduk di depan. Mobil dicky ini sama lho
seperti punya kak Eja. Cuma punya dicky warna biru ngak Cuma bentuk dan jenis.
Plat nomer merekan mempunyai arti sendiri-sendiri dan hampir sama pula.
Saat
dimobil aku masih saja manyun dan pura-pura marah sama kak Eja.
“Ra,
udah dong ra. Masak kakak didiemin terus sih? Kakak ngak enak nih. Maaf ya ra?”
“kasian
tuh kakak loe ra. Maafin aja”
“oke
gue maafin tapi……. Ada syaratnya kakak harus jemput aku nanti dan beliin gue
eskrim sama dicky. SETUJU??”
Ternyata
mobilnya sudah sampai di depan gerbang sekolahku. Gue langsung turun.
“gue
ngak mau tau loe kak harus SETUJU” langsung kabur masuk ke sekolah dan mobil
langsung berjalan kembali.
-----*****-----
Sekarang
saatnya pulang sekolah dan ternyata mobil dicky udah nunggu gue di depan
gerbang sekolah. Saat gue menuju gerbang ternyata ada ilham yang dari tadi
panggil-panggil aku.
“Ra…..
tunggu bentar”
“eh
eh siapa tiu yang panggil-panggil gue?” bantinku
“Rara…”
Gue
masih aja cari-cari siapa suara itu dan ternyata itu ilham
“eh
iya ham ada apa ya?”
“ra,
pulang sama siapa kamu?”
Itu
udah di jemput di gerbang”
“owh.
Boleh nebeng nggak?”
“Boleh kok.
Kebetulan itu juga pake’ mobil dicky. Ayo”
Aku dan Ilham
langsung berlari menuju mobil dicky. Di dalam mobil sudah ada dicky dan kak Eja
yang duduk sebelahan.
“Kak, Dick nih
ilham mau nebeng bolehkan?”
“Boleh Ra, napi
ngak boleh deket-deket ya duduknya. Hahahaha”
“loh kok gitu
dick”
“nggak papa Ra.
Ham masuk aja. Tapi awas ya loe deket-deket.hahaha”
“Apa.an sih loe
dick. Nggak bakalan gue deket-deket. Tenang aja. Makasih ya dick”
“Its Oke. Ini
mobil gue kok am. Nggak ham. Gue Cuma becanda. Rara cuma milik loe kok. Tiap hari
bareng Rara juga nggak papa kok. Hahaha”
Kak Reza dan
Dicky tertawa puas banget karena melihat muka ilham yang sudah merah. Lebih
merah dari kepiting rebus malahan.
“Apan sih kak
Eja sama dicky. Aku kok disangkut-sangkutin segala”
“liat tuh ra
muka ilham. Merah banget.”
“Kasian atuh
kak. Udah akh. Dick jalan dong. Ke tempat biasa kita makan es krim ya dick”
“Siiiapppp
princeesss”
Ilham hanya bisa
terdiam dan menundukkan kepala karena dia sudah ketahuan kalu mukanya merah
sekali.
“loh kok es
krim. Bukannya kita mau pulang ya?” tanya ilham agak heran
“ham, tuan putri
loh tuh minta di traktir es krim sama gue. Jadi loe ikut aja ya”
“ya sudah lah”
-----*****-----
Sore
ini kepalaku sedikit pusing dan rasanya aku pengen pingsan karena ndak kuat
nahan sakit kepalaku ini. Tiba-tiba saja setelah masuk kedalam kamar.
Bruuuukkkk. Dan akhirnya akupun pingsan. Kak Eja dan dicky yang masih dibawah
mendengar suara itu.
“Dick,
loe denger nggak suara bruk tadi?” ucap kak eja sambil mencari-cari suara apa
tadi.
“Gue
denger kok ja. Coba ya gue cari ke atas”
Saat
di depan pintu kamarku dicky Cuma bisa melongo liat gue yang udah tidak
sadarkan diri dan dia langsung teriak-teriak panggil kak Eja.
“Eja…
Eja… sini deh cepetan loe ke atas”
“Apa.an
sih nggak usah triak-triak kenapa sih” jawabnya santai sekali
“Cepetan”
kak Eja langsung menuju keatas dan ikutan bengong liat gue yang pingsan
dilantai.
“Dick,
ayo gotong ke mobil dick. Cepetan bawa ke RS”
“ayokk”
Beberapa
saat kemudian sampailah kita di RS. Aku langsung di bawa masuk ke UGD. Tanpa ba
bi bu lagi dokter langsung mencoba untuk menyelamatkanku. Sedang kak Eja dan
Dicky yang menunggu diluar ruangan sangat tampak gelisah memikirkan aku. Kak
Eja tak berani menelepon mama dan papaku karena mereka masih di luar kota dan
takut kalu mengganggu. Setelah 1 jam kemudian aku telah selesai di tangani oleh
dokter dan aku di pindah ke kamar rawat inap biasa. Dokterpun keluar dari UGD.
“Gimana
keadaan adik saya dok?” tanya kak Eja cemas banget
“dia
tidak apa-apa. Dia butuh waktu saja untuk istirahat”
“trus
gimana dengan kankernya?”
“Apa
dia rajin meminum obat itu?”
“Iya.
Saya liat di selalu meminumkanya dok. Apa semakin mengganas?”
“Tidak.
Ini sebuah keajaiban. Kaliyan harus bersyukur. Kankernya sudah berkurang dari
yang sebelumnya. Kemungkinan besar dia bisa sembuh. Tapi itu sangat kecil
sekali”
“Alhamdulillah.
Terimakasih dok. Jangan ganggu dia dulu. Biarkan dia beristirahat. Saya permisi
dulu”
“baik
dok. Terimakasih” dokter itu lalu meninggalkan eja dan Dicky. Dicky masih cengo
karena dia baru tau kalu Rara selama ini terkena kanker.
“Dick,
kenapa loe cenggo gitu?”
“nggakpapa.
Gue Cuma kaget kalu Rara kena kanker.”
“Jadi
loe baru tau ya dick”
“Ya
gitu dech”
Tiba-tiba
dari kejauhan. Ada 3 orang yang mendekati dicky dan Eja. Ya mereka adalah
sahabat-sahabat Rara. Siapa lagi kalau bikan Indah, Vina dan Tata.
“kok
Kaliyan bisa ada disini sih?” tanya kak Eja
“Tadi
kami kerumah, tapi katanya kaliyan dirumah sakit ya kita nyusul kesini” jawab
tata
“kak,
gimana keadaan Rara?” tanya tata
“dia
tidak apa-apa. Dia butuh istirahat.”
----*****----
Setelah
2 jam mereka menunggu diluar kamar . Akhirnya mereka diperbolehkan masuk dan
syukurnya Rara juga sudah sadar. Dia masih terlihat lemas dan pucat sekali
wajahnya. Mereka semua langsung mendekat ke tempat ranjang Rara.
“Syukurlah
Rara tidak apa-apa.” Kata Vina
“Emangnya
tadi gue kenapa sih? Kok bisa sampai rumah sakit?”
“Tadi
loe pingsan Ra. Gue nemuin loe di depan pintu masuk kamar loe. Emang tadi kamu
habis ngapain sih Ra?”ucap Dicky
“Tadi
waktu gue masuk kekamar. Tiba-tiba kepala aku sakit banget. Setelah itu gue
ngak tau”
“Yang
penting sekarang Rara udah tidak kenapa-kenapa dan sudah sadar lagi. Aku seneng
deh Ra.” Kata Tata
“Kak,
apa kata dokter tadi?”
“loe
ngakpapa kok. Loe Cuma butuh istirahat aja. Dan gue berita bagus buat loe ra?”
“Apa
kak? Mama papa dateng ya?”
“bukan
Ra, gue aja belum telp mereka. Gue takut ra.”
“trus
apa dong?”
“kanker
kamu udah mulai berkurang”
“Kanker???”
ucap Vina, Tata dan indah bersamaan
“kenapa
kaliyan kaget dan jadi cengo gitu sih?” kakta kak eja heran
“kita
nggak tau soal kanker Rara”
“hehe
maaf ya kaliyan nggak akukasih tau. Aku takut kaliyan sedih denger kalu aku
kena kanker. Maaf ya vin, ta, ndah? Kaliyan mau maafin akukan? Yang bener kak?”
kataku ndak percaya
“Beneran.
Tanya Dicky tuh”
“Oke
kita maafin Ra. Tapi ada syaratnya!” kata Vina
“Apa?”
“Kita
bertiga mau tidur dirumah loe setelah elo pulang dari rumah sakit”
“Oke
dah gue setuju kalu itu. Thaksss ya?”
“Siiippp”
semua serempak
-----*****-----
Beberapa
hari kemudian aku diperbolehkan pulang oleh Dokter tapi dia juga harus masih
beristirahat karena keadaannya masih sedikit lemah. Dan selama beberapa hari
dia tidak masuk teman-temannya selalu menjenguknya seusai pulang sekolah. Tak
terkecuali ilham yang selalu ada dan menemaninya. Sebenarnya Rara tidak enak
dengan Vina tapi apa daya dia tidak bisa mengelak lagi. Dan beberapa hari ini Vina
memang agak menjauh darinya walaupun dia tetap ikut menjenguknya. Aku paham
betul kalau sebenarnya Vina itu benar-benar sayang dan Cinta dengan ilham.
Hari ini Indah, Tata, dan Vina akan
menginap dirumah Rara. Kak Eja dan Dicky pun masih berada di sana. Tadi Vina
mendapat kabar kalau mama dan papanya akan pulang 2 minggu lagi karena ada
acara bisnis mendadak.
Mereka masih asik berbincang-bincang
di ruang tengah. Kak Eja dan Dicky sedang melakukan pendekatan ke
sahabat-sahabat Rara. Taukan pada cerita sebelumnya kalau Kak Eja sukanay sama
Tata dan Dicky suka sama Indah. Dan tinggal aku dan Vina yang tak punya
keasikan tersendiri.
“Hey vin…” aku menyapanya aku tau
dia memang agak sedikit marah denganku. Diapun tak menjawab. Tapi aku terus
meneruskan perkataanku.
“Vin, maaf ya soal ilham. Aku tau
kok perasaanmu” lanjutku tapi dia tetap saja tak menjawab dan asik memainkan
Bbnya.
“Vin, aku tau aku salah, tapi aku
minta maaf” lanjutku kembali dan akhirnya dia pun membuka mulutnya juga untuk
menjawab pertanyaanku.
“Apa maksud kamu minta maaf? Aku
kamu tak tau betapa hancurnya hatiku?” jawabya agak sedikit keras tapi Tata,
indah, Reza dan Dicky tak begitu memperhatikannya jadi mereka tidak tau.
“Aku tau kamu pasti kamu sakit
sekali. Apa perlu aku buktikan kalu emang tak ada maksud apa sama ilham. Oke
aku akan jauhi dia.”
“oke. Aku mau bukti dari kamu.
Jangan sampai kamu mengingkari janji kamu”
Aku mengangguk dan aku langsung
memeluk Vina. Dan aku membesikkan sesuatu ketelinganya “terimakasih
sobat telah memaafkanku” dan dia pun mengangguk. Kak Eja dan
Dicky heran melihat kita berpelukan karena mereka tidak tau apa-apa. Mereka
hanya bisa cengo melihatnya tanpa berkedip.
“kaliyan kenapa sih kok tiba-tiba
berpelukan?” kata kak Eja
“Ada
deh. Mau tau aja”
“Kasih
tau dong Ra?” ucap dicky
“kasih
tau nggak ya???”
“Rahasia”
ucap Vina dengan wajah sumpringah
“Ikutan
dipeluk dong Ra,?” kata tata
“Sini”
dan akhirnya kita berempat berpelukan. Kak Eja dan Dicky hanya bisa bertambah
cengo melihatnya. #nahlo pasti kak Eja dan Dicky juga pengen tuh dipeluk sama
Rara*
“Aku
juga mau dong Ra dipeluk kamu?” ucap Dicky polos
“Enak
aja. Tuh kak Eja nganggur”
“yah…
Eja. Peluk aku dong? Aku juga pengen”
“Ogah
akh.”
“hahahaha”
kamipun tertawa dan melepaskan pelukan kami
-------*****-------
Hari
ini aku sudah molai bersekolah kembali seperti biasanya. Aku memang sudah tak
sabar untuk bersekolah kemabali. Karena sudah lama sekali sepertinya kau nggak
mengginjakkan kaki di sekolahku ini. Pagi ini aku diantar Dicky karena kak Eja
masih tidur. Dicky ini memang baik banget sama aku. Dia seperti kakakku.
Setelah beberapa menit aku sudah tiba disekolah karena memang tidak begitu jauh
jaraknya dari rumah ke sekolah.
Ketika
aku berjalan menuju kelas, ternyata aku berpapasan dengan Ilham. Dia memang
menyapaku, tapi aku memang pura-pura tak mendengar dan aku acuhkan aku pun segera
berlari ke kelasku. Ilham memang mengejarku tapi dia tak bisa menangkapku
karena aku telah bersembunyi. Mungkin dia heran dengan sikap acuh dan bungkamku
padanya.
Setelah
berhari-hari aku selalu menghindar darinya. Mungkin semakin bertanya-tanya
dalam hatinya “kenapa denganku ini?”. Hari ini dia pulang
dengan Vina. Memang beberapa hari setelah aku selalu menghindar darinya Ilham
memang lebih dekat dengan Vina. Dan aku bahagia karena aku bisa menepati
janjiku. Walaupun disisilain sebenarnya
aku sangat sakit melihatnya. Setiap malam aku selalu menulis tentang semua
perasaan yang aku rasakan lalu aku ikat dengan tali yang terhubung dengan
balon. Dan aku terbangkan balon itu dengan harapan itu bisa membuatku lebih
lega. Tapi ternyata balon itu terbang ketempat yang salah. Walaupun balon itu
memang terbang ke atas tapi tanpa aku ketahui ternyata surat surat itu selalu
ditemukan oleh kak Eja dan dicky karena memang kamar mereka ada di tingkat
paling atas. Walaupun itu tanpa aku ketahui.
Ku
dengar suara Hpku berdering.
Inikah
namanya cinta
Oh
inikah cinta
Cinta
pada jumpa pertama
Inikah
rasanya cinta
Oh
inikah cinta
Terasa
bahagia saat jumpa
Dengan
dirinya
‘Siapasih
ini ganggu orang aja’kataku dalam hati. Dan ternyata itu adalah sebuah pesan
sari Ilham. Tidak sekali ini Ilham SMS aku sejak aku menjauhinya.
From:
IlhamJ
Ra
kamu kenapa sih kok jauhin aku? Aku mau kamu cerita sama aku. Sudah 1 bulan
kamu jauhin aku. Aku tak nyaman dengan ini semua aku ingin kita kayak dulu.
Vina aku tanya dia juga tidak tau. Tata dan Indah juga, bahkan Dickypun sudah
aku tanya Ra. Kalu aku ada salah. Aku minta maaf Ra.
Please
bales sms aku Ra
Itu
isi dari sms ilham setiap harinya. Aku juga tidak membalas 1 smspun darinya.
Karena aku tau sekali aja aku membalasnya pasti bakalan jadi kacau. Mana
mungkin Vina tidak tau dengan apa yang terjadi. Dan tiba-tiba…
Ceeeekkkkklllleeekkk. Suara pintu
kamar Rara terbuka dan ternyata itu Kak Eja dan Dicky.
“haduhhh.
Kaliyan ini mengagetkan aku aja. Mau ngapain sih?”
“nggakpapa
ra, keliatannya kamu sedang galau ya? Ucap dicky
“yah
begitulah” jawabku singkat
“galau
kenapa sih Ra? Cerita sama kakak”
Ya..
kak reza masih disini. Memang mama dan papaku sudah pulang. Katanya kak reza
dan dicky mau pindah kuliyah disini saja.tidak dibandung lagi. Kak Reza tinggal
ditempatku dan Dicky terkadang disini dan terkadang tinggal dirumah ilham.
Dicky memang bukan saudaraku tapi dia sudah sangat akrab dengan keluargaku jadi
kami telah mengganggapnya sebagai saudara sendiri, jadi papa dan mama juga
tidak keberatan kalau dicky bakaln menginap disini. Suatu hari papa malah ingin
membuatkan kamar untuk dicky. Tapi dia menolaknya, karena tidak enak dengan
papa dan mama karena dia merasa bukan bagian dari keluargaku.#sssttttoooopppp
sekian dulu ya.$
“Anu
kak, masalah sama Ilham”
“cie
cie sedang jatuh cinta ya?” ucap dicky senyam senyum
“Ya
bisa dibilang”
“ternyata
kamu juga suka yah ra sama Ilham”
“iya
kak. Tapi aku sedang ada masalah sama dia”
“Eh,
ra waktu aku tidur di tempat ilham, dia cerita banyak banget soal kamu ra,
katanya kamu jauhin dia ya? Kenapa Ra?” kata dicky penasaran sekali
“lhoh
katanya suka, kok dijauhin sih ra?” tambah Reza
“makanya.
Aku sedang galau”
“cerita
sini ntar kita cari solusinya bareng-bareng”
“gini
ceritanya: bla bla bla” tak terasa dengan bercerita air mataku tumpah
“owh
gitu. Wah vina kok ternyata jahat juga ya sama kamu” ucap reza lirih
“bukan
Vina juga yang salah, aku juga salah. Kenapa aku janji segala sama dia bakalan
jauhin Ilham”
“ekh
gue punya ide” ucap Dicky
“apaan
dick?” tanyaku antusias banget, sambil mengelap air mataku
“udah
ra jangan nagis lagi. Ja loe inget Bisma nggak?”
“Iya
gue inget dick. Apa hubungannya sama Bisma?”
“iya
dick kenapa bawa-bawa bisma segala”
“ya
adalah, bisma kan lumayan tuh. Pinter, jago nyanyi, jago ngedence, jago ngerep,
pokoknya lumayan deh. Kita kenalin aja tuh sama dia. Gimana setuju nggak?”
“bener
juga sih dick apa kata loe.boleh juga ide loe” ucap Reza
Aku
Cuma bisa cengo dengerin kata-kata dicky itu.
“atau
nggak gue punya alternatif lain. Ilham itu punya kakak kandung namanya Rafa.
Tepatnya Rafael. Dia mirip sama Ilham tapi dia lebih tinggi dan lebih putih
dari Ilham”
“itu
juga boleh dick. Tumben ide loe cemerlang gitu.”kata kak eja. Dan gue masih aja
cengo liat mereka antusias banget. Aku nggak menyangka punya saudara kayak
mereka yang syuper super baik banget.
“Iya
dong dicky yang ganteng, yang imut, yang manis gitu loh” kata dicky PD
“ngapain
loe ra cengo gitu? Nggak setuju?” kata Reza
“terserah
kaliyan sajalah”
“ya
elah ra, kitakan mau bantuin kamu. Setiap malam gue selalu nemu surat lho ra.
Surat yang terbang pakai balon.yang entah ditujukan buat siapa”
“jadi
selama ini kaliyan berdua yang nemuin itu surat???” aku nggak percaya banget
“iye.
Tuh balon selalu nyangkut di balkon gue, loe kan tau kamar gue dilantai 3”
“Jadi
itu beneran. Jadi loe loe pada tau perasaan gue selama ini. Akh kaliyan jahat
dech sama aku” bibir Rara langsung manyun 5 centi #wkwkwkwk panjang amat yah…
“hahaha.
Ya iyalah” jawab mereka serempak
“Kenapa
nggak ngasih tau gue sih?”
“Kalu
kita ngasih tau loe pasti loe nggak bakalan nerbangin balon lagi dan kita nggak
bakalan tau isi hati loe Ra” jawab Kak Eja
Aku
masih saja manyun dan jutek sama mereka
“ayolah
Ra, jangan manyun trus. Tambah jelek tau kalo manyun” ucap dicky sambil mencolek
dagu ku
“Apan
sih dick, kaliyan nih gara-garanya. Kak Eja juga. Masak sama adik sendiri gitu
sih”
“ya
maaf ra. Kan kakak Cuma mau mastiin aja Ra. Maafin kakak dan dicky juga ya?”
“okeh
gue maafin kaliyan tapi kaliyan harus bantuin gue dan jangan bilang bilang sama
ilham dan ke 3 sobat gue”
-----*****-----
Pagi
ini seperti biasa aku diantar oleh Dicky karena kakakku jemput Tata. Tata dan
kak Eja memang sudah resmi jadi sepasang ke kekasih sejak seminggu yang lalu.
Sedang dicky dan Indah masih gitu-gitu aja. Kalau vina jangan ditanya lagi
semakin lengket dengan ilham padahal ilhamnya biasa-biasa aja.
@mobil
dicky
“dick
kapan loe nembak si Indah? Kak Eja aja sudah jadian tuh sama Tata seminggu yang
lalu”
“kapan-kapan
sih Ra, emang indah mau apa sama gue?”
“maulah
tiap hari dia itu cerita soal loe tau nggak?” bosen gue dengerinnya ayo
cepetlah dick”
“yang
bener aja ra? Loe nggak bohong kan sama gue?”
“bener.
Masak gue bohong sih sama kakak gue tersayong ini”
“tersayang
kali ra? Emang loe sayang sama gue ra”
“Sayang.
Sayang sebatas kakak aja. Hahahaha”
“akh,
gue kira ra”
Mobil
sudah berhenti di depan gerbang sekolah gue. Gue segera turun dari mobil.
“dah
dicky. Gue duluan ya? Nanti jangan lupa jemput gue soalnya kak Eja mau pergi
dulu katanya sama Tata” sambil berjalan menjauh mobil dicky dan melambaikan
tangan.
“iya
princess sayang.”
Sekarang
aku sudah tidak sering terlambat lagi ini juga berkat Kak Eja dan Dicky yang
selalu ngebangunin aku kalu sudah subuh. Dikelas gue ternyata ada sudah ada
sobat-sobat gue.
“Ra,
gue mau bilang sesuatu sama elo tapi nggak disini?” bisik Vina ketelingga aku.
Dan aku Cuma bisa menggangguk.
“Ra,
gue ajak ke kantin yuk? Mau nggak?” kata vina
“boleh
kok ayo. Gays ke kantin bentar ya?”
“ya
udah sana cepet balik ya Ra, vin” ucap Indah.
Akhirnya
aku dan vina sampai juga di kantin.
“elo
mau ngomong apa.an sih vin? Kenapa nggak di kelas aja”
“gue
mau bilang soal ilham. Kalau dikelas pasti tata dan indah bakalan tau”
“soal
ilham? Kan gue udah nepatin janji gue vin”
“iya
gue tau. Ra, loe tau kakaknya ilham nnggak?”
“gue
Cuma tau namanya doang kemarin dikasih tau sama dicky. Kenapa?”
“ternyata
dia itu ganteng banget, lebih ganteng dari dari pada ilham. Namanya siapa ra?”
“lhoh
bukannya kamu sudah sama ilham? Rafael”
“kemarin
gue baru tau 1 hal ternyata dia nggak suka sama gue. Dan kemarin waktu gue di
rumah ilham gue juga ketemu sama kakaknya itu”
“emang
elo udah nembak dia apa vin?”
“udah
kemarin waktu di rumah dia”
“terus
dia jawab nggak gitu?”
“iya.
Katanya dia suka sama…”
“sama
siapa vin?”
“dia
suka sama elo ra. Sebenarnya gue pengen marah, gue juga kesel sama loe. Tapi ya
sudahlah cinta takkan bisa dipaksakan.”
“owh”
sedang aku hanya bisa ber owh owh ria
“kok
Cuma owh?, tadi pagi gue juga dikasih tau sesuatu soal elo sama ilham sama kak Eja.
Dan gu ngerti sekarang gue harus kasih ilham ke Elo ra”
“kak
Eja? Ketemu dimana loe?”
“tadi
pagi waktu gue berangkat sampai di gerbang, gue dipanggil sama kak Eja”
“jadi
Tata tau dong?”
“tenang
aja Ra, indah sama Tata nggak tau kok. Gue minta maaf ya ra sama elo”
“iya
vin, gue maafin kok. Buat adikku yang manja ini pasti gue maafin kok” sambil
aku peluk Vina. Dan ternyata Hp ku bunyi ada sebuah sms masuk.dan ternyata itu
dari Indah.
From:
Indah
‘loe
lama banget ke kantinnya? Bentar lagi masuk wooyyy. Cepetan!”
Aku
asik membalas sms dari indah
To:
indah
“ya..
gue habis ini balik kok. Bentar lagi makanan gue habis’
“Vin,
balik ke kelas yuk? Bentar lagi masuk”
“iya.
Ra gue boleh minta pertolongan nggak dari lo?”
“kalu
gue bisa pastinya gue bantu”
“kenalin
gue sama Rafael dong?”
“ya.
Nanti gue minta toling sama dicky”
“makasih
rara sayang. Balik ke kelas yuk”
“ayuukkkk!!!”
-------*****-------
9
mata pelajaran udah kita lewati dan jam sudah menunjukkan pukul 2. 15 saatnya
bel sekolah untuk berbunyi. Ttttteeeetttt teeettttt tttteeetttt. Semua siswa
langsung berhamburan keluar kelas. Tak terkecuali aku yang sudah di tunggu sama
dicky di depan gerbang sekolah. Tiba-tiba saat aku berjalan menuju gerbang ada
yang menarik tangganku. Dan ternyata itu adalah Ilham
“ekh,
ngapain loe tarik-tarik tangan gue? Gue mau pulang tau” kataku sambil ngebentak
Ilham
“gue
Cuma mau ngomong sesutau sama elo. Dan nggak disini. Ditaman belakang sekolah”
katanya sambil narik tangan gue
“ekh
maksudnya ap? Tarik-tarik segala. Sakit tau. Gue udah dijemput sama dicky”
“biar
gue yang ngomong sama dicky kalu elo gue yang anter pulang”
Ilham
langsung ambil Bbnya dan segera sms dicky kalu aku akan pualng dianter sama
ilham.
“tena
ggue udah bilang sama dicky. Loe pualng sama gue. Ayo cepet”
“ekh
ekh.. tapi nggak usah narik-narik dong. Sakit tauk. Kasar banget sih jadi
orang”
Akhirnya
kita sampai di taman sekolah. Dan tempat ini sepi sekali karena sudah pada
pulang semua.
“elo
mau ngomong apa.an sih?cepetan”
“gue
Cuma mau tau kenapa elo salama ini ngehindar dari gue?”
“aaaa…
annnnuu. Gue nggak papa. Cuma males aja sama elo” jawabku gugup banget
“akh
kamu bohong kan. Kemarin Vina udah cerita semuanya ke gue. Kenapa sih loe?”
“asal
loe tau, gue ngelakuin sama buat persahabatan gue sama Vina” tanpa ku sadari
air mataku menetes.
“ya
gue tau ra, tapi kenapa loe juga nggak mau bales sms gue, mention gue, BBM gue,
telp gue nggak loe angkat juga, wall di fb gue juga nggak loe bales sama sekali
ra” tatapan mata ilham menuju ke arah ku. aku nggak berani balas tatapan itu.
“gue
Cuma mau yang terbaik aja buat Vina”
“asal
loe tau ya, gue tersiksa banget dengan kelakuan loe yang kayak gini.”
“terus
maksud mu apa ngajak gue kesini? Cuma buat mau ngomong itu doang?”
“Ra,
tatap mata aku”
Akupun
segera membalas tatapan matanya.
“asal
kamu kamu tau, aku sayang banget sama kamu. Aku mau kita sama-sama ra. Apa kamu
mau jadi pacar aku?”
Aku
masih cengo mendengar apa yang ilham katakan padaku”
“Ra,
jawab. Apa kamu mau jadi pacar aku?”
“eemmm”
gue menggangguk
“terimakasih
rara” dia langsung memelukku
“aku
juga sayang am, sama kamu. Maafin aku ya udah bikin kamu tersiksa”
“iya
ra. Jangan nangis ya ra”
Pelukkan
itu sangat hangat dan nyaman banget. Sampai-sampai aku tak ingin melepaskannya.
Setelah itu aku pulang dan sesampainya dirumah aku ceritakan itu sama kak Eja
dan Dicky kebetulan Dicky masih mau tidur di rumahku. Mereka juga ikut seneng
dengan apa ayng kualami. Sobat-sobat aku juga, vina juga seng banget, sekarang
dia sudah kenal dengan kaknya ilham berkat bantuan dari dicky dan ilham
pastinya.
------*****-----
Sudah
hampir 2 taun aku menjalani status hubungganku dengan ilham ini. Kak Eja masih
dengan Tata dan dicky akhinya dengan Indah juga dan Vina yang pasti sudah
jadian sama Rafael.
Keluargaku
sudah kenal akrab dengan ilham. Mama dan papa juga setuju kalu aku sama ilham.
Malahn mereka ingin aku segera menikah. Padahal baru sebulan yang lalu aku
lulus dari SMAku. Sedangkan ilham, dia memang lebih tua dari aku setaun dia
sudah meneruskan kuliahnya di Universitas Senyum Semangat #mana ada? Ada dong
univnya Smashblast#
Suatu
hari tanpa direncanakan, mama papa ilham dan ilham berkunjung kerumahku dan
akhirnya mereka malah mau melamarku. Mama dan papa senang sekali mendengarnya
dan mereka katakan iya dengan lamaran itu. Dan mereka juga langsung menetapkan
tanggal pernikahannya dan 1 bulan lagi kami akan menikah. Seneng bercampur
sedih saat itu perasaanku. Seneng karena aku akan segera menikah, sedih karena
yang pastinya aku akan berpisah dengan orang tuaku.
Seminggu
sebelum acara pernikahanku, aku menyempatkan diri untuk coba chek tentang
kanker yang ku derita ini. Dan hasilnya adalah kakker itu sudah tak menyarang lagi
di otakku. Ini adalah suatu keajaiban karena sampai sekarang belum ada yang
pernah sembuh dengan kanker yang hanya dengan obat-obatan. Ini adalah sebuah
mukjizat dari Allah SWT. Alhamdulillah. Aku menceritakan ini pada orang tua dan
teman-teman tak terkecuali calon suamiku mereka semua tak percaya dan aku
berikan hasil chek ku itu dan merekapun percaya.
Satu
bulan telah berlalu dan hari yang kami tunggupun segera tiba. Hari ini tepat
tanggal 6 januari 2012 ilham mengucapkan ijab kabul di depan pengghulu dan oran
gtuaku. Akhirnya aku telah syah untuk menjadi istrinya.
Malam
hari resepsi diselenggarakan disebuah gedung yang lumayan besar. Semua
teman-teman-aku dan ilham datang. Kak reza juga datang. Kak Reza memang menikah
lebih dulu dengan Tata 3minggu yang
lalu. Sedang Dicky dan Indah juga sudah menikah 2 minggu yang lalu, Vina dan
Kak Rafa juga sudah menikah tepatnya 1 minggu yang lalu. Pernikahan kami memang
tidak beda jauh.
Malam
ini sangat meriah sekali teman-teman ilham juga datang, ada Bisma dengan
Istrinya, Mbak Ime namanya. Mereka memang sudah lama menikah dan mbak ime juga
sedang menggandung 4 bulan, Rangga juga dengan istrinya, mbak Ika, dan Morgan
dengan pacarnya, namanya Gladis. Mereka memang teman-teman ilham tapi aku juga
tak kalah akrab dengan mereka karena mereka adalah kakak-kakak kelasku sewaktu
masih di SMA.
Sekitar
pukul 10 malam acara itupun berakhir, semua tamu undangan sudah pulang dan kami
sekeluarga juga pulang kerumah. Khusus hari ini memang Papa dan Mama Ilham
menginap dirumahku. Mungkin karena masih belum ikhlas kali ya dengan ilham.
#heheheh#
Untuk
honeymoon aku dan ilham mendapatkan surprise dari orang tua kami bahwa kami
akan honeymoon ke Jepang dan meneruskan kuliah disana dan segala keperluan
sudah diurus oleh kedua orang tuaku dan kami telah di daftarkan di Universitas
yang sama.