Grontolku Murah Meriah
Jajanan tradisional??? Sekarang ini
jajanan tradisional sudah tidak banyak lagi digemari di kalangan masyarakat
terutama dikalangan anak muda. Masyarakat lebih memilih untuk memakan jajanan
cepat saji (snack) . Kenyataannya, jajanan tradisional ini harganya lebih murah
dibanding dengan jajanan cepat saji. Harganya mulai dari Rp 200,00 pun ada.
Murahkan? Jajanan tradisional sekarang juga sangat sulit untuk kita jumpai, apa
lagi daerah perkotaan. Mungkin pembuatnya sudah tidak mampu bersaing dengan
pembuat jajanan cepat saji ataukah orang tua yang tidak mengenalkan jajanan
tradisional ini kepada anaknya. Jajanan tradisional atau lebih sering disebut
jajanan pasar ini masih sering kita jumpai di pasar tradisional,walaupun
jumlahnya lebih sedikit karena jajanan sekarang ini sudah di kuasai oleh
jajanan cepat saji atau bahasa gaulnya fast food.
Jajanan tradisional sangatlah beragam,
mulai yang berasal dari beras, ketan, tepung beras, tepung singkong, jagung,
singkong dan masih banyak lagi. Seperti mbang goyang, lepet, nogo sari, apem,
cucur, klepon dan pastinya masih banyak lagi. Mungkin teman-temen sudah sering
mendengar nama makanan yang saya sebutkan tadi. Tapi bagaimana dengan grontol
jagung? Apa teman-teman sudah pernah mendengarnya? Kalau belum, mari kita
mengenalnya bersama-sama.
Apa itu grontol? Grontol adalah jajanan
tradisional sebagai pengganti nasi yang bahan dasarnya adalah jagung. Jagung
merupakan salah satu hasil pertanian yang cukup besar di Indonesia, sehingga
sangat mudah untuk mencari bahan baku pembuatan grontol. Sebagai gambarannya
grontol dihidangkan dengan diberi taburan parutan kelapa. Tidak banyak orang
yang saat ini mengenal grontol, karena sudah sangat jarang orang yang
membuatnya. Hampir sebagian besar wilayah Jawa Tengah mengenal jajanan
tradisional ini. Tentu saja teman-teman ingin tau cara pembuatan grontol ini,
mari simak baik-baik. Dibawah ini akan saya uraikan cara memasak grontol.
Cara membuat makanan ini memang agak
sedikit rumit, tetapi makanan ini tidak kalah enak rasanya dengan
jajanan-jajanan modern. Jajanan ini juga jajanan yang merakyat karena pastinya
tidak hanya kalangan menengah kebawah yang bisa memakan makanan ini, tetapi
juga kalangan menengah ke atas karena harganya yang memang terbilang murah. Rasanya
yang manis pasti akan membuat para penikmatnya menjadi ketagihan.
Untuk mendapatkan grontol yang empuk. Rendamlah
jagung bersama air kapur/ gamping/ orang jawa sering bilang enjet selama
semalam, lalu cuci dan tiriskan. Rebuslah air hingga memdidih, masukkan jagung,
garam dan daun pandan, rebus hingga jagung mekar dan matang, angkat dan
tiriskan. Barulah grontol siap untuk dinikmati dengan taburan kelapa parut dan
juga sedikit diciprati dengan garam bubuk. Kalau grontol belum dicampur dengan
taburan kelapa parut grontol bisa tahan sehari semalam.
Ada 2 cara yang sampai sekarang masih
dilestarikan oleh masyarakat dalam menikmati grontol jagung ini yaitu, yang
pertama dengan menambahkan sedikit gula pasir ke dalam grontol tersebut agar
grontol menjadi manis. Yang kedua adalah dengan gula jawa/ gula aren yang
dicairkan atau lebih sering disebut dengan juroh.
Biasanya jajanan ini di bungkus dengan
daun pisang dengan cara dipincuk dan dimakan dengan menggunakan suru. Suru itu
adalah daun pisang dengan panjang kira-kira 10 cm dan lebarnya 5cm, tetapi jika
daun pisang, sulit kita dapat bisa dibungkus dengan kertas minyak atau plastik
atau dengan bungkus lain yang lebih indah dilihatnya.
Sayang makanan yang enak dan tentunya
murah ini sekarang sudah tergusur berkat makanan-makanan cepat saji yang banyak
beredar dikalangan masyarakat. Tidak terasa ternyata dengan menggantikan
makanan cepat saji sebenarnya kita telah menghilangkan makanan yang telah turun
temurun ada di masyarakat.
Sebenarnya, makanan ini bisa kita nikmati
dengan menambahkan es krim, ataupun keju atau dengan sesuatu yang kita sukai
misalnya, agar makanan ini tidak kehilangan konsumennya. Semakin berkembangnya
inovasi kita mengenai makanan ini pastilah grontol jagung akan mendapatkan
tempat tersendiri dihati penggemarnya dan mungkin bisa menggalahkan
jajanan-jajanan modern.
Marilah kita kembali menikmati makanan
yang tidak tercemar bahan pengawet atau pemanis buatan, sehingga kita hidup
sehat dan tentunya melestarikan jajanan tradisional yang merupakan warisan
nenek moyang kita.
Nama :
Itsna D M
Kelas:
XII IPA 3
Sekolah:
SMAN 2 SALATIGA